Selasa, 16 Agustus 2011

Nie q kasih contoh makalah


POTENSI WISATA DIBALIK MISTERI KEGANASAN PKI
DI MONUMEN SOCO


Diajukan kepada Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang Untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah 2009 “


Oleh :

                        Nama Ketua    : Siti Munawaroh                   ( 16663 )
                        Anggota          : 1. Savira Dyah Ayu Kirana  ( 16654 )
                                                   2. Sulis Setiowati                 ( 16673 )

LOGO SMANTI











SMA NEGERI 1 MAOSPATI
MAGETAN
November 2009


LEMBAR PENGESAHAN


JUDUL                       : POTENSI WISATA DIBALIK MISTERI KEGANASAN   PKI DI  MONUMEN  SOCO

NAMA KETUA         : SITI MUNAWAROH                                  (16663)
ANGGOTA                : 1. SAVIRA DYAH AYU KIRANA                      (16654)
                                      2. SULIS SETIOWATI                                (16673)




Karya Tulis ini telah disetujui oleh :

                                                                                    Magetan, 5 November 2009

Mengetahui,                                                   
          Kepala Sekolah                                                  Guru Pembimbing




        Drs. Soeparno,MM                                             Tutik Sulastri, S.Pd
NIP. 19491216 197412 1 001                               NIP.19711120 200501 2 006





ABSTRAK


Munawaroh,Siti dkk.2009.Potensi Wisata Dibalik Misteri Keganasan PKI di Monumen Soco .Pembimbing: Tutik Sulastri dkk.

Kata Kunci : Monumen Soco, Potensi Wisata, Keganasan PKI

            Monumen Soco merupakan catatan sejarah bersamaan berdirinya Republik ini. Ada banyak korban dari keganasan pemberontakan PKI tahun 1948. Para korban tersebut dibunuh dan dimasukkan ke dalam sumur tua yang salah satunya terdapat di desa Soco. Sekitar awal tahun 1950-an, barulah sumur tua di desa Soco digali. Mayat-mayat yang digali pada waktu itu sudah dalam keaaan hancur lebur seperti tape. Korban keganasan PKI berjulah 108 orang, tetapi yang sudah teridentifikasi baru 68 orang.
            Monumen Soco memiliki potensi untuk menarik wisatawan berkunjung ke desa Soco, kecamatan Bendo, kabupaten Magetan. Karena Monumen Soco merupakan bukti sejarah keganasan PKI. Penelitian ini mengangkat rumusan masalah, yaitu pertama peneliti memaparkan peristiwa pembantaian para korban di sumur tua desa Soco, strategi untuk mengembangkan potensi wisata di desa Soco. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap analisis dan sintesis. Dari penelitian ini kami menyarankan perlunya sinergi semua pihak agar peritiwa tersebut tidak terulang kembali, serta untuk mengembangkan wisata sejarah di kabupaten Magetan.  


KATA PENGANTAR


Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai rangkaian persyaratan guna untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) 2009 tingkat SMA se-Jawa Timur.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan penghargaan yang tinggi dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Drs. Soeparno, MM , selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Maospati .
2.      Ibu Tutik Sulastri, S.Pd , selaku guru pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan saran serta banyak memberi pinjaman literature sebagai acuan karya tulis ilmiah.
3.      Ibu Neni Pujiwati, S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah banyak membantu kami memperoleh arsip-arsip yang berkenaan dengan pembantaian para tawanan oleh PKI di Soco
4.      Ibu Dra. Eny Sulistyarini, selaku guru pembimbing yang telah banyak membantu kami memperoleh arsip-arsip yang berkenaan dengan pembantaian para tawanan oleh PKI di Soco
5.      Ibu Dra. Endi Widyawati R.yang merupakan guru Bahasa Indonesia,yang telah membantu kami dalam  kaidah teknik penulisan.
6.      Segenap warga dan Perangkat Desa Soco , yang telah membantu kami menemukan sumber benda sejarah yang berkenaan dengan pembantaian para tawanan oleh PKI di Soco.
7.      Teman-teman tercinta yang banyak memberikan bantuan moril maupun materiil demi kelancaran dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
8.      Rekan – rekanku yang tidak sempat penulis sebutkan dalam tulisan ini.

Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis tercatat sebagai amal kebajikan yang diridhoi oleh Allah SWT.





            Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kata sempurna, karena “Tidak ada gading yang tidak retak” masih banyak sekali kekurangan – kekurangannya.Untuk itu penulis berharap sumbangsih semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu kami ucapkan terima kasih.  





Magetan, 5 November 2009




                                                                                                  Penulis














DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan……………………………………………………………….i
Abstrak…………………………………………………………………………….ii
Kata Pengantar………………………………………………………………….......….iii
Daftar Isi…………………………………………………………………………...v
BAB I       Pendahuluan
                  Latar Belakang Masalah……………………………………………….1
                  Rumusan Masalah…………………………………………..…………2
Tujuan Penelitian ………………………………………………..….…3          Manfaat Penelitian ………………………………..…………………...3
BAB II                  Kajian Pustaka…………………..…………………………………….5
BAB III     Metode Penelitian…..…………………………………………………7
BAB IV     Potensi Wisata Monumen Soco
                  Letak Monumen………..…………………………………………….10
                  Peristiwa Monumen Soco……………………..……………………..10
                  Potensi Wisata Monumen Soco……………………..……………….13
                  Hambatan Pengembangan Potensi Wisata Monumen Soco……..…..15
                  Strategi Pengembangan Potensi Wisata Monumen Soco……..……..16
BAB V      Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………20      Saran…………………………………………………………………..20
Daftar Rujukan………………………………………..……………….21
    Lampiran………………………......…………………………………..22

BAB 1
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

Pemberontakan yang terjadi di Indonesia tidak terlepas dari campur tangan orang –orang pribumi. Salah satunyanya adalah pemberontakan PKI tahun 1948. Tujuan kongsi tersebut adalah untuk mendirikan Republik Soviet Indonesia , yang bertentangan sekali dengan Pancasila. Daerah pemberontakan yang dipersiapkan adalah Madiun. Tetapi, Magetan yang paling banyak menerima akibat dari pemberontakan tersebut. Diantara kegemaran PKI                 yang terkenal adalah membantai para korbannya di sumur tua, kemudian ditimbun tanah. Disejumlah tempat di Magetan dan Madiun, terdapat beberapa sumur – sumur tua yang menjadi tempat pembantaian. Salah satunya adalah sumur tua di desa Soco. Desa Soco termasuk dalam wilayah kecamatan Bendo, kabupaten Magetan. Letak Soco sangat strategis dan dekat dengan lapangan udara dan dipenuhi tegalan yang banyak sumurnya, menjadikan kawasan itu layak dijadikan tempat pembantaian. Apalagi desa ini juga dilewati rel kereta lori pengangkut tebu ke Pabrik Gula Glodok, Pabrik Gula Kanigoro dan juga Pabrik Gula Gorang – gareng. Gerbong kereta lori dari Pabrik Gorang – gareng itulah yang dijadikan kendaraan mengangkut para tawanan untuk dibantai di sumur tua di tengah tegalan Soco. Di sumur tua desa Soco ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadapan PKI. Sebanyak 78 orang diantaranya dapat dikenali, sementara sisanya tidak dikenal. Sumur – sumur tua yang tak terpakai di desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan. Di Soco sendiri terdapat dua buah lubang utama yang dijadikan tempat pembantaian. Kedua sumur tua itu terletak tidak jauh dari rel kereta lori pengangkut tebu. Para tawanan yang disekap di Pabrik Gula Rejosari diangkut secara bergiliran untuk dibantai di Desa Soco. Terungkapnya sumur Soco sebagai tempat pembantaian PKI bermula dari igauan salah seorang anggota PKI yang turut membantai korban. Selang seratus hari setelah pembantaian di sumur tua itu, anggota PKI ini mengigau dan mengaku ikut membantai para tawanan. Setelah diselidiki dan diinterogasi, akhirnya dia menunjukkan letak sumur tersebut. Sekalipun letak sumur telah ditemukan, namun penggalian jenazah tidak dilakukan pada saat itu juga. Tapi beberapa tahun kemudian. Hal ini disebabkan oleh kesibukan pemerintah RI dalam melawan Agresi Belanda kedua. Sekitar awal tahun 1950-an, barulah sumur tua desa Soco digali. Penggalian sumur dilakukan tidak dari atas, namun dari dua arah samping sumur dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang. Mayat-mayat yang digali pada waktu itu sudah dalam keadaan hancur lebur seperti tape ketela. Daging dan kulit jenazah hanya menempel sedikit diantara tulang-belulang. Di kedalaman sumur yang sekitar dua belas meter, regu pertama menemukan 78 mayat, sementara regu kedua menemukan 30 mayat. Semua jenazah dihitung hanya berdasarkan tengkorak kepala, karena tubuh para korban telah bercampur- aduk sedemikian rupa. Berdasarkan peristiwa diatas,  penulis memilih Monumen Soco sebagai bahan penulisan Karya Tulis Ilmiah .Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk menggali potensi wisata di Monumen Soco.



B. Rumusan Masalah

Bertolak pada latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peristiwa pembantaian para tawanan di Soco dan daerah lainnya di sekitar Magetan?
2. Bagaimana strategi untuk meningkatkan potensi wisata di Monumen Soco?





C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
a. Sebagai usaha mengembangkan diri dalam bidang penelitian dan penulisan Karya Tulis Ilmiah
b. Untuk mengetahui secara umum peristiwa pembantaian para tawanan di daerah Soco dan sekitarnya.

2. Tujuan Khusus
 a. Untuk mengetahui gerakan – gerakan yang dilancarkan oleh PKI sebelum   pemberontakan meletus.
b. Untuk memahami situasi menjelang pembantaian para tawanan di daerah Soco dan sekitarnya
c. Untuk mengetahui jalannya pembantaian para tawanan di daerah Soco dan  sekitarnya
d.Untuk meningkatkan potensi wisata di daerah Soco dan sekitarnya.


D. Manfaat Penelitian
           
Kegunaan hasil penelitian di atas berkaitan dengan manfaat yang diperoleh setelah penelitian.  Penulis menganggap perlu mengangkat peristiwa pembantaian para tawanan oleh PKI itu sebagai obyek penelitian karena dari hasil penelitian itu akan dapat mencari hikmahnya agar pembantaiaan tersebut tidak terulang kembali, dan sudah selayaknya jika selalu bersikap waspada terhadap segala bentuk pengaruh yang datang. Selain manfaat yang ada diatas, maka penelitian ini sangat bermanfaat yaitu:
            1. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang peristiwa pembantaian di Soco serta strategi untuk meningkatkan potensi wisata di Soco.

            2. Bagi SMA Negeri 1 Maospati
a. Untuk menambah wawasan mengenai potensi wisata sejarah di daerah  Magetan
b. Mengembangkan potensi siswa dalam berfikir dan mengembangkan diri dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
           
3. Bagi Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Unversitas Malang
a. Untuk menambah wawasan reverensi yang dapat menunjang pengembangan penelitian lebih  lanjut.
b. Untuk menambah dan melengkapi studi penelitian sejarah yang kiranya dapat dipergunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai acuan untuk menemukan masalah sekaligus sebagai data komparatif bagi peneliti.
            4. Bagi masyarakat
Bagi masyarakat dapat menambah informasi mengenai Monumen Soco dan dapat digunakan sebagai acuan pengembangan wisata Monumen Soco. 
   


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tujuan pendidikan nasional kita pada hakekatnya adalah ingin mengembangkan manusia-manusia yang berkepribadian, yang sadar akan kewajibannya untuk mengembangkan diri maupun bangsanya serta lingkungannya agar terbina hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, dan manusia dengan alam Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mengembangkan manusia seperti yang digambarkan tersebut maka perlu adanya motivasi yang kuat sebagai faktor-faktor penggerak dari dalam manusia itu sendiri. Apa yang telah kita katakan sebagai sarana motivasi yang bersifat kejiwaan itu yang disebut dengan nilai-nilai, dalam hal ini nilai-nilai masa lampau yang teruji oleh jaman. Dan berbicara tentang nilai masa lampau, pada hakekatnya berbicara tentang makna sejarah ( I.G. Widya, 1988:25 ).
Seperti diketahui bersama, bahwa kecintaan rakyat Indonesia terhadap tanah airnya telah dibuktikan pada periode-periode sejarah Indonesia. Penggambaran nasionalisme ini oleh Slamet Mulyana dalam Kesadaran Nasional dari Kolonial sampai Kemerdekaan II dikatakan sebagai berikut :
Nasionalisme yang sejati, yang nasionalisme itu bukan semata mata suatu copie atau tiruan dari nasionalisme barat, akan tetapi dari rasa nasionalisme itu sebagai suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu bukti adalah terhindar dari segala faham kekecilan dan kesempitan.

Munculnya nasionalisme dalam pandangan luas dan tidak sempit  mendorong kita untuk melaksanakan suatu dharma bakti kepada bangsa itu tanpa pamrih. Karena nasionalisme yang tumbuh dalam jiwa seseorang itu merupakan suatu wahyu yang sudah selayaknya untuk disyukuri keberadaannya  dan hanya nasionalisme yang tidak dibuat-buatlah  yang mampu membawa bangsa Indonesia itu kedalam cita-cita bangsa.
Salah satu wujud nasionalisme dari rakyat Indonesia itu sendiri adalah saat perjuangannya dalam menumpas pemberontakan PKI Madiun yang berimbas sampai ke kota Magetan. Pemberontakan PKI berusaha merongrong kewibawaan pemerintah Indonesia. PKI berusaha menyuntikkan pengaruhnya ketengah tengah rakyat dan aparat pemerintah dengan berbagai aksi agitasinya. Rakyat dan aparat yang tidak mau diajak bergabung, disiksa dan dibunuh dengan kejamnya. Orang-orang tersebut oleh PKI dianggap sebagai musuh rakyat yaitu bagi orang-orang yang menentang pemerintahannya dan patut mendapat hukuman mati. Hukuman tersebut tanpa mendapat proses peradilan yang berlaku. Penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh PKI akhirnya merubah simpati rakyat terhadap kelompoknya.
Orang-orang yang telah menjadi korban kekejaman PKI akhirnya dimasukkan dalam lubang-lubang pembantaian atau sumur-sumur pembantaian. Lubang-lubang pembantaian akibat kekejaman PKI banyak ditemukan di  daerah Madiun dan Magetan, misalnya saja seperti yang sekarang telah dibangun pemerintah dalam wujud Monumen Soco I, Soco II dan masih banyak lagi. Hal tersebut membuat monument-monumen itu  menjadi lebih bersejarah, karena merupakan bukti fisik adanya kekejaman PKI. Monumen tersebut  mempunyai potensi wisata yang dapat  dikembangkan menjadi sebuah objek wisata sejarah. Untuk itu, diperlukan satu upaya untuk menampilkan potensi wisata monumen Soco dengan mengadakan penelitian. Dengan nilai sejarah yang cukup tinggi ini, Monumen Soco merupakan pilihan wisata yang wajib di kunjungi baik oleh pelajar maupun masyarakat umum, untuk mengenang pemberontakan PKI selain di Monumen  Lubang Buaya yang berada di Jakarta.
Dari monumen tersebut, semuanya dapat dijadikan sebuah objek wisata dan penelitian sejarah. Bertolak dari paparan di atas, maka penulis akan melakukan penelitian mengenai potensi wisata yang dimiliki monumen Soco.





BAB III

METODE PENELITIAN

            Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu suatu proses menguji dan menganalis sumber atau laporan dari masa lampau secara kritis. Proses ini terdiri atas dua tahap, yaitu tahap analisis dan sintetis. Tahap analisis adalah usaha mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan, kemudian menguji sumber-sumber itu dengan kritik sejarah, sedangkan tahap sintetis berusaha mencari hubungan antara fakta itu ( interprestasi ) sampai menyajikan kisah-kisah sejarah ( historigrafi ). Kedua tahap ini akan ditetapkan dalam penelitian ini :
1.         Tahap Analisis yang terdiri atas
            a.         Heuristik
                                    Suatu tehnik yang menolong peneliti dalam mencari jejak-jejak sejarah sebagai peristiwa atau kegiatan menghimpun sumber-sumber sejarah.
            Metode pengumpulan data dalam penelitian ini melalui :
                        1).        Dokumentasi
                                    Dengan melalui pengambilan dokumentasi-dokumentasi dari peninggalan yang dulu pernah dimanfaatkan oleh pemerintah maupun PKI dalam pemberontakan PKI Madiun tepatnya di Desa Soco. Dokumentasi ini dipakai sebagai metode pengumpulan dan fakta yang menguatkan adanya pemberontakan PKI di Madiun tepatnya di Desa Soco.
                        2).        Studi Kepustakaaan
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan konsep-konsep yang dapat memperkuat perubahan sekaligus untuk memperkuat data yang terkumpul dari hasil dokumentasi. Studi Kepustakaan dilakukan sebelum maupun selama penelitian berlangsung.
Selanjutnya sumber yang penulis gunakan adalah :

a.         Sumber Otentik
Sumber ini berupa foto Monumen Soco yang menjadi tempat penguburan jenazah para tawanan pada saat pemberontakan PKI di Desa Soco.
( foto terlampir )
b.         Sumber Primer
            Yaitu berita koran yang berkenaan dengan masalah aksi pemberontakan PKI Madiun tepatnya di Desa Soco serta kesaksian saksi mata .
            ( hasil wawancara terlampir )
c.         Sumber Sekunder
            Yaitu tulisan tentang pemberontakan PKI Madiun tepatnya di Desa Soco oleh warga desa Soco dan referensi dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Bendo, Magetan.
d.         Sumber Tersier
            Yaitu berasal dari buku-buku yang ditulis atas dasar sumber otentik, sumber primer, dan sumber sekunder.
3).        Wawancara
            Tehnik ini digunakan untuk memperoleh data atau keterangan tentang suatu kejadian yang ketika kejadian tersebut berlangsung penulis tidak dapat mengamati secara langsung, karena itu terjadi dimasa lampau. Dengan adanya ini maka penulis mengadakan interview atau dialog langsung dengan saksi sejarah atau orang-orang yang pernah mengalami masa tersebut.
b.         Kritik Sejarah
            Suatu metode untuk menilai sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penulisan sejarah.



            Kritik Sejarah ini diklasifikasikan atas :
1).        Kritik Intern
            Kritik ini berusaha untuk membuktikan bahwa kesaksian yang diberikan oleh suatu sumber memang dapat dipercaya. Kritik Intern tinggal menentukan kecermatan kebenaran dan nilai dari pernyataan-pernyataan yang tersebut dalam dokumen.
2).        Kritik Ekstern
            Menitik beratkan pada orginalitas bahan yang dipakai untuk membuat dokumen.
3).        Pembentukan Fakta Sejarah
            Pembentukan fakta dalam sejarah harus berpijak pada sumber-sumber yang memiliki derajat keandalan sumber.
2.         Tahap Sintetis
            a.         Interpretasi
                                    Interpretasi adalah salah satu langkah paling esensi dalam metode sejarah. Interpretasi terletak pada perbatasan kritik atau analisisa sumber-sumber dan penyajian sejarah sebagai ceritera. Tanpa penafsiran, penjelasan, fakta-fakta masa lampau hanya menjadi kronik, annal, atau catatan-catatan peristiwa.
              b.        Historiografi
Penyampaian sintesa yang diperoleh dalam bentuk suatu kisah. Tahap historiografi ini merupakan tahap akhir dari metodologi sejarah.


BAB IV
POTENSI WISATA MONUMEN SOCO

A.          Letak Monumen Soco
Soco adalah sebuah desa kecil yang terletak hanya beberapa ratus meter di sebelah selatan lapangan udara Iswahyudi. Desa Soco termasuk dalam wilayah Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Dalam peristiwa berdarah pemberotakan PKI tahun 1948, Soco memiliki sejarah tersendiri.
Letak Desa Soco tepatnya beralamatkan RT.03, RW.06 desa Soco Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Desa Soco tergolong desa pedalaman yang mungkin banyak dari masyarakat awam yang kurang mengetahui letaknya.Batasan wilayah desa Soco juga cukup  luas. Sebelah barat barbatasan dengan Desa Carikan. sebelah utara berbatasan dengan Desa Kinandang, sebelah timur berbatasan dengan Desa Tanjung dan di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pingkuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar